Senin, 30 Juni 2014

Buku Manual Pengendalian Penyakit Menular edisi ke-18 oleh WHO dengan American Public Health Asosiasi (APHA) :

download
Edisi ketiga Modern Epidemiologi dengan bantuan seorang penulis ketiga, edisi baru ini meliputi revisi komprehensif dari konten dan pengenalan topik baru epidemiologi abad ke-21. Edisi ini terdiri dari 5 bab, Banyak topik yang dibahas dalam berbagai bagian dari teks karena berhubungan dengan lebih dari satu aspek ilmu pengetahuan. Untuk memudahkan akses ke semua bagian yang relevan dari buku yang berhubungan dengan topik tertentu, telah diindeks teks secara menyeluruh. Harapan penulis buku ini bahwa edisi baru ini menyediakan sumber daya untuk guru, siswa, dan praktisi epidemiologi.


Download buku Modern Epidemiology dalam format chn. download

Jumat, 27 Juni 2014

Kompilasi Publikasi Ilmiah Malaria di Indonesia

Kompilasi Publikasi Ilmiah Malaria di Indonesia terdiri atas dua kelompok artikel yaitu : kajian studi malaria (2 artikel) dan aplikasi ilmu pemetaan dan pemodelan malaria (2 artikel). Dua artikel pertama merangkum sejarah dan kajian malaria di bumi pertiwi sejak tahun 1900-an sampai dengan 2011. Peta distribusi 20 vektor malaria di Indonesia, deskripsi perilaku dan kerentanan nyamuk terhadap insektisida juga diulas. Dua artikel yang terakhir fokus kepada aplikasi teknik kartografi malaria untuk menduga besaran endemisitas Plasmodium falciparum dan P. vivax beserta perkiraan jumlah populasi yang tinggal di wilayah beresiko malaria.
Publikasi ilmiahnya masih dalam bahasa inggris ya ...

Kompilasi Publikasi Ilmiah Malaria di Indonesia

Buku Fauna Anopheles

Health Advocacy bekerjasama Loka litbang P2B2 Ciamis Badan Litbang Kemenkes menerbitkan buku Fauna Anopheles yang berisi mengenai berbagai informasi mengenai nyamuk Anopheles, peranan dan faunanya sebagai vektor penyakit di beberapa berbagai tempat di Indonesia. 

Buku Fauna Anopheles

Kamis, 26 Juni 2014

Buku Pedoman Pengendalian Chikungunya

Salah satu penyakit menular yang perlu menjadi perhatian Adalah Chikungunya yang jumlah kasusnya cenderung meningkat serta Penyebarannya semakin luas dan cenderung menimbulkan KLB, namun belum Pernah dilaporkan adanya kematian karena penyakit ini.
Kejadian Luar Biasa (KLB) Chikungunya di Indonesia pertama kali dilaporkan Pada tahun 1973 di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dan Jakarta. Dari tahun 2007 sampai tahun 2012 dilaporkan KLB Chikungunya dibeberapa Provinsi. KLB Sering terjadi pada awal dan akhir musim hujan serta lebih sering terjadi di daerah sub urban.
Demam Chikungunya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus seperti halnya vektor penular Demam Berdarah Dengue (DBD). Banyaknya Tempat perindukan nyamuk sering berhubungan dengan peningkatan kejadian Demam Chikungunya. Oleh karena itu penanggulangan vektor penyakit Demam Chikungunya sama dengan upaya pengendalian vektor DBD yaitu PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) baik secara fisik (3M Plus), kimiawi (temephos) maupun biologis (ikan pemakan jentik, Bacillus thuringiensis).

Buku Pedoman Chikungunya

Modul Pengendalian DBD

 Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia merupakan salah satu penyakit endemis dengan angka kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan daerah terjangkit semakin meluas bahkan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).Sampai saat ini vaksin dan obat virus DBD belum ditemukan, sehingga salah satu strategi utama dan paling effektif untuk pengendalian penyakit DBD adalah dengan cara melakukan upaya preventif dengan pemutusan rantai penularan melalui gerakan PSN-DBD, tanpa mengabaikan peningkatan kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB serta penatalaksanaan kasus. Penerapan strategi tersebut memerlukan dukungan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan ketrampilan memadai melalui pelatihan di setiap jenjang administrasi.
Untuk keperluan pelatihan telah disusun modul Pelatihan Progaram yang terdiri dari 10 materi sebagai satu kesatuan pembelajaran, yaitu :
A. Materi Dasar : Kebijakan Pengendalian DBD
B. Materi Inti
    1. Epidemiologi DBD
    2. Surveilans kasus DBD
    3. Surveilans dan Pengendalian Vektor DBD
    4. Tatalaksana Kasus DBD
    5. Penyelidikan Epidemiologi, Penanggulangan Fokus, dan Penanggulangan KLB DBD
    6. Pengoperasian Alat dan Bahan Pengendalian Vektor DBD
    7. Perencanaan dan Supervisi Pengendalian DBD
    8. Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian DBD
C. Materi Penunjang
    1. Membangun Komitmen Belajar
    2. Rencana Tindak Lanjut
Modul ini merupakan revisi dan penyempurnaan dari buku modul yang telah dicetak pada tahun 2007, dan diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi pengelola program DBD di provinsi maupun kabupaten/kota dalam upaya pengendalian DBD.

Buku Modul Pengendalian DBD

Rabu, 25 Juni 2014

Buku Basic Epidemiology

Buku Dasar Epidemiologi edisi ke-2 ini diterbitkan oleh WHO Press 2006. Pada awalnya ditulis dengan maksud untuk memperkuat pendidikan, pelatihan dan penelitian di bidang kesehatan masyarakat. tetapi pada akhirnya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Buku ini dimulai dengan membahas definisi epidemiologi, sejarah epidemiologi modern dan memberikan contoh penggunaan dan aplikasi epidemiologi. Terangkum pula prinsip-prinsip dasar dan metode epidemiologi.
Selamat membaca!
Buku Basic Epidemiology

Buku Pendekatan Epidemiologi Spasial dalam Pemetaan Penyakit dan Analisis

Temen-temen epid... mata kuliah GIS yang dulu kita dapatkan akan lebih runcing lagi bila bisa mengaplikasikan apa yang ada dalam Buku "Pendekatan Epidemiologi Spasial dalam Pemetaan Penyakit dan Analisis".  Buku ini ditulis oleh ahli epidemiologi dan statistik spasial dan antara lain isinya adalah karakteristik informasi geospasial dan metode dan prosedur yang biasanya diikuti untuk mengimplementasikan aplikasi dalam kesehatan masyarakat dalam situasi nyata. Software geospasial dan analisis spasial yang digunakan semuanya freeware seperti Health Mapper yang dirilis oleh WHO, Crime Stat & Geo Da.

Sebuah fitur penting dari buku ini adalah template diikuti, yang terdiri dari deskripsi singkat metode analisis, referensi kunci untuk literatur yang membahas metode, dan ilustrasi epidemiologi spasial, pendekatan pemetaan penyakit dan analisis aplikasi metode untuk set data yang nyata di Hongkong atau Thailand. Buku panduan ini merupakan kontribusi yang sangat tepat waktu dan sangat berguna yang dibutuhkan sebagai sumber pembelajaran dalam epidemiologi spasial. Hal ini akan meningkatkan kemampuan kita untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat dalam konteks geografis.

Menurut penulisnya : Buku ini berbeda dari lainnya. Selain presentasi sederhana fakta-fakta dengan contoh-contoh visual yang melayani pembaca dengan kepentingan dalam geografis dan analisis spasial, juga berfokus pada petunjuk langkah demi langkah dari GIS yang operasional berdasarkan freeware yang dipilih untuk mendorong penggunaan GIS di lapangan dengan biaya minimum implikasi pada pembelian software.
Pemetaan dan GIS adalah alat yang penting dan metode dalam mengidentifikasi faktor dan kemungkinan penyebab penyakit.

Selamat mengaplikasikan!! Majulah epidemiologi spasial!!..